Implementasi hasil penelitian bidang kimia yang dilakukan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat luas, namun memerlukan sedikit waktu. “Berkaitan dengan bidang penelitian yang merupakan bidang kimia, aplikasi hasil penelitian membutuhkan hilirisasi yang panjang, secara umum selama ini beberapa merupakan penelitian kerjasama yang menjadi landasan riset pengembangan/lanjutan. Beberapa hasil penelitian diwujudkan dalam luaran penelitian beberapa buku referensi”, ujarnya.
Kerja keras dan semangat yang tinggi dalam menekuni bidang penelitian berhasil menempatkan kembali Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII), Prof. Dr. Is Fatimah, S.Si., M.Si., sebagai peraih “Top 2% World Ranking Scientists” versi Stanford University. Pencapaiannya pada ajang pemeringkatan tahunan tersebut tidak lepas dari dedikasi tak kenal lelah dan keseriusannya sebagai seorang peneliti.
Ajang pemeringkatan tahunan Stanford University sendiri memberikan penilaian berdasarkan reputasi hasil publikasi penulis dan dikelola oleh tim peneliti yang terdiri dari Prof. John Ioannidis, Kevin Boyack, dan Jeroen Baas. Pada raihan pemeringkatan tahun ini, Prof. Dr. Is menempati Top 2% untuk kategori capaian Single Year, menjadi salah satu dari 29 orang yang mewakili Indonesia untuk kategori tersebut.
Dikatakan Prof. Is Fatimah bahwa penilaian untuk pemeringkatan tersebut tidak hanya berdasarkan reputasi publikasi, namun juga terdapat penilaian untuk topik yang dipilih. “Pemeringkatan tidak tergantung pada besarnya h-indeks saja, namun juga kriteria konsistensi topik dan posisi sebagai corresponding author”, ungkapnya.
Prof. Is Fatimah tercatat telah menerbitkan total 7 buku berskala nasional dan 3 buku berskala internasional. Berdasarkan data yang dihimpun, ia telah memperoleh setidaknya 2.546 total sitasi, 24 h-indeks, dan 72 i10-indeks dari semua buku yang telah diterbitkan.
Pada penelitiannya, Prof. Is Fatimah berfokus pada topik pelestarian lingkungan dan energi sekaligus menciptakan pembangunan yang berkelanjutan, sesuai dengan tujuan capaian SDG’s dengan melakukan penelitian terhadap nanomaterial untuk aplikasi remediasi lingkungan dan energi.
Menurutnya, semangat dan rajin membaca serta kepeduliannya terhadap masyarakat merupakan sumber motivasinya untuk terus konsisten dalam melakukan penelitian dan publikasi. “Tidak ada motivasi khusus untuk menjadi top 2% atau apapun, hanya sebenarnya berniat menyebarluaskan hasil-hasil penelitian melalui publikasi yang bermanfaat sekaligus berupaya mengupdate keilmuan”, sambungnya.
Terakhir, ia memberikan pesan motivasi menarik untuk para mahasiswa dan dosen yang memiliki kemauan untuk berkarya demi bangsa Indonesia. “Saya yakin para dosen yang lebih muda dan mahasiswa UII memiliki kesempatan yang lebih luas dan kemampuan akademik yang dapat mendukung untuk terus berkarya demi UII dan Indonesia. Tetap tekuni bidang keilmuan, rasa ingin tahu dan berusaha menghasilkan inovasi bermanfaat”, pungkasnya. (JR/ESP)